Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain Hanya akan Membuat Hidup Tertekan

Sering kali kita merasa tertinggal jauh dengan kehidupan orang lain yang bisa melakukan ini dan itu. Ditambah dengan keberadaan media sosial yang memungkinkan teman membuat status tentang liburan akhir pekan, membeli rumah, pertunangan atau pernikahan. Terkadang kita merasa tertinggal dengan orang-orang disekitar dalam menjalani kehidupan ini.

Kemudian kita membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Hal ini tentu sangat berbahaya. Sebab akan muncul tekanan untuk mempertahankan bagaimana orang lain menjalani hidup mereka dibandingkan dengan keinginan kita sendiri. Ini dapat membuat kita merasa tertekan dan kehilangan fokus yang kita miliki terhadap tujuan dan jalan hidup kita.



Mungkin kamu bertanya-tanya, mengapa membandingkan diri sendiri dengan orang lain berbahaya? Pasalnya, kamu tidak akan pernah unggul jika membandingkannya dengan orang lain. Hal ini karena manusia cenderung melakukan perbandingan dengan seseorang yang sudah jauh di atas dirinya. Maka dari itu, jika ingin membandingkan bandingkanlah dengan diri kamu yang dahulu.

Jika membandingkan dan mengukur diri kita dengan orang lain akan cenderungan membuat kita merasa kurang dari pada yang kita miliki. Oleh karena itu, jika selama ini kamu melakukannya, mulai sekarang berhentilah.

Menurut teori perbandingan sosial. Pada dasarnya, kita adalah makhluk sosial dan kita memiliki kebutuhan yang luar biasa untuk memahami diri kita di dunia. Ini termasuk orang-orang di sekitar kita dan terutama rekan terdekat.

Perbandingan sosial dipisahkan menjadi dua kategori, yaitu dengan perbandingan ke bawah ; "Membandingkan diri kita dengan seseorang yang lebih buruk daripada kita." Dan perbandingan ke atas ; "Membandingkan diri kita dengan orang-orang yang dianggap lebih baik daripada kita." Keduanya bisa menciptakan masalah dengan bagaimana kita melihat diri kita sendiri.

Sementara perbandingan ke bawah mungkin tampak seperti cara untuk membuat kita merasa lebih baik tentang diri kita sendiri, itu berarti kita mengikat kepercayaan diri kita dengan merendahkan orang lain. Hal ini juga menyebabkan kita terlalu banyak memusatkan perhatian pada aspek negatif daripada melihat keseluruhannya.

Dan, tentu saja, perbandingan ke atas dapat membuat kita merasa termotivasi dan terinspirasi namun pikiran negatif kita cenderung bergoyang untuk mendorong iri dengan sesuatu yang tidak realistis. Ini berarti kita mengabaikan kompleksitas kehidupan kita sendiri dan fokus pada sorotan utama orang lain.

Masalah lain dengan perbandingan memungkinkan kita tidak memiliki kebiasaan untuk membandingkan diri kita sendiri. Orang lain dapat memiliki kecenderungan untuk menunjukkan bagaimana keadaan kita dibandingkan dengan mereka.

Apakah itu membuat pilihan untuk tidak menikah atau memiliki anak, atau apa jalur karir yang telah kita pilih untuk diikuti atau tidak diikuti. Kemungkinan besar ada seseorang yang memiliki pendapat dan perspektif yang berlawanan dengannya. Hal ini berpotensi menyebabkan kita meragukan diri sendiri dan bahkan mempertimbangkan untuk mengubah keputusan kita.

Tapi kita harus memahami pentingnya memusatkan perhatian pada diri kita sendiri karena perspektif orang lain terbatas dan berdasarkan pada pendapat dan pengalaman mereka sendiri. Sebagian besar waktu itu bisa menjadi keingintahuan murni daripada memiliki niat sejati untuk membimbing kita. Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk menghilangkan kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Jika kamu ingin membandingkan diri, sebaiknya bandingkan dengan diri sendiri. Dengan demikian kamu akan termotivasi untuk melakukan perubahan secara berkelanjutan. Selain itu, kamu juga akan lebih percaya diri, sebab selama ini ada perbaikan dalam diri kamu baik dari sisi personal maupun profesional.
Reactions

Posting Komentar

90 Komentar

  1. Pelajaran tentang kehidupan, dimana kita harus selalu bersyukur tanpa harus membandingkan kehidupan pribadi dengan orang lain. Tapi sifat manusiawi selalu membandingkan dengan yang lebih tinggi darinya. Menurut saya tergantung alasannya membandingkan. Jika membandingkan dalm rangka memicu semangat untuk perubahan tidak ada masalah. Tetapi kalau membandingkan lalu muncul iri dan dengki itu yang wajib dihindari sebagai seorang muslim.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Membandingkan didasari iri memang harus dihindari mas. Biar hidup jadi aman. Hehe

      Hapus
  2. terkadang, membanding-bandingkan diri masih terbesit di pikirin ini. tapi kalau mengingat ngingat. rezeki manusia itu berbeda beda walau jalurnya sama. intinya disyukuri lah apa yang sudah diberikan Allah, ya mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hidup ini harus disyukuri, mas, karena jika tidak hidup jadi tertekan dan cepat tua. Hehe

      Hapus
    2. hahahha betul, cepat tua. kalau lupa bersyukur :D

      Hapus
  3. Membandingkan diri dengan orang lain ini cara menyiksa diri sendiri, setiap individu punya target sendiri yang ingin dicapai, tingkat kemampuan intelektual juga pasti berbedakan? Yang bijak itu terus berikhtiar iringi dengan doa, selanjutnya serahkan pada yang maha kuasa ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kita serahkan pada yang kuasa, tapi tetap berusaha. :)

      Hapus
  4. Kebanyakan memang begitu sih mbak, termasuk saya sendiri, hidup dengan standar hidup orang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya bangbro lagi sakit gigi nih.. Atau jarinya lagi cantengan?

      Hapus
    2. Betul, dan terkadang sampai lupa diri ya, mas? :D

      Hapus
    3. Buksn lagi sakit gigi atau cantengen, om Emde tapi belum minum kopi. :)

      Hapus
  5. Kehidupan ini sebenarnya nggak ruwet, jadi ruwet itu ya karena suka mem-banding2kan diri dengan orang lain, dan karena terlalu perduli apa kata orang lain terhadap kita. Maka dari itu jika ingin hidup kita mudah dan merasa bahagia.. cobalah untuk 'cuek'.
    Cuek aja orang lain sudah S3, cuek aja orang lain sudah cantik (udah operasi maksudnya), cuek aja tetangga rumahnya tingkat sampe tembus ke awan, dan cuek2 lainnya deh..

    Dulu sebelum ada media sosial sudah ada yang namanya ARISAN, nah si arisan ini lebih berbahaya lho, karena dia di dunia nyata.. yang mungkin setiap hari kita bisa ketemu dengan orang yang 'manas2i' kita di arisan. Tambah lagi sekarang ada sosmed, wah amburadul kalau gk kuat mental dan iman.
    Oleh sebab itu saya menghimbau kepada para ibu2 yang suka arisan dan ber-sosmed ria.. Renungkanlah : Di atas langit masih ada langit yang lain,, jadi gk akan ada habisnya kalau anda terus membandingkan diri anda dengan orang lain yang lebih dari anda. Pandai2lah mensyukuri apa yg sudah anda dapatkan agar nantinya tidak masuk neraka.
    Sekian dan terima kasih.

    #Hai tantee.. met pagii, makan nasi uduk yuuuk? Tapi tante yg bayar ya? hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin ada betulnya, om, tapi di era baru ini bapak-bapak juga suka lho gosip, buktinya tu di rumah tetangga sebelah kalau sudah ngegosip ketiga bapak-bapak itu, seperti dunia milik bertiga yang lain ngontrak.. Haha

      Di sini nggak ada nasi uduk, om, jadi saya aman nggak bayari lho ys. Hehe

      Hapus
    2. Tiga bapak2? saya gk termasuk kan te, kan saya masih Om2? haha..
      Tapi emang iya lho te, lha tadi aja pas saya lewat ada yang lagi ngegosip,, Keknya nggosipin tante deh.

      #jangan2 disana gk ada nasi ya te? jadi makan apa'an?

      Hapus
    3. Mungkin masuk juga om, la wong tadi saya juga dengar kok klau di rumah tetangga sebelah sedang ngegosipkan saya. Haha

      Dibsini adanya mie ayam. :)

      Hapus
  6. Tapi Nyatanya Aku Juga Sering Membandingkan Diri Sendiri Dengan Orang Lain, tapi caraku membandingkan itu berbeda.

    Misal saja ketika aku melihat orang lain yang lebih baik dalam hal apapun, maka aku akan membandingkan dan berusaha untuk juga mencapai kebaikan itu, bukan justru karena iri.
    Begitu juga Ketika Aku menemukan orang lain yang mungkin kurang beruntung, maka yang aku lakukan adalah bersyukur, bukan justru malah sombong.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cara sampean membandingkan ini boleh dikatakan baik, mas, karena tidak dilandasi iri, justru termotivasi dan ingin bekerja keras. Hehe

      Hapus
  7. agak kasihan juga sama org yg kayak gini. bukan apa-apa, cuma masalahnya level org 1 dgn oraang lain tentu beda2. kalau membanding-kan seperti ini bisa membuat dirinya jadi sakit hati.a

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, memang kasihan sekali kalau membandingkan karena iri itu diri akan rugi sendiri. :)

      Hapus
  8. lagaian emangnya nggak ada kerjaan lain apa ya, ngebandingin diri sendiri dengan orang lain, udah gitu orang lainnya itu artis dan orang top dunia, kalau mau ngbandingin diri sendiri mah bagusnya bandingin ajasama saya, pasti bakalan nggak tertekan, soalnya...siapa saya mah atuh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngebandingin diri ya sama orang yg top mang. Situ top?

      Hapus
    2. nggak bakalan adaa yang berani dong mang kalo membandingkan sama ketuwa KPK mah ah, apalagi saya yang cuma jadi OB nya KPK :D

      Hapus
    3. emangnya siapa coba? ketua KPK yang suka nyetrap2in anggota, hu

      Hapus
    4. Nggak juga berani lagi membandingkan diri dengn ketua, soalnya kalau sudah ceramah bikin senyum di balik layar hp sampil garuk-garuk kepala. Hehe

      Hapus
  9. Makasih sudah mengingatkan mba" nel, kalo saya seringnya membandingkan diri sendiri mba nel,. Jadi rasanya lebih bersukur, heee...info mantep ni mba,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih juga telah membaca dan kunjungannya, mas. Hehe

      Hapus
  10. Yang asik itu membandingkan diri sama orang lain yang lebih baik. Jadi bikin kita semangat.

    BalasHapus
  11. kalau membandingkan dengan orag lainmemang mebuat pikirankita menjadi stresss... hidup dibikin santai aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak, santai seperti saat di pantai :)

      Hapus
  12. iya bener banget mba, dulu saya pernah ngalamin membandingkan diri saya dengan orang lai malah stress juga karena saya kalah telak jauh hahahaha

    tapi saya sadar kok setiap orang punya kelebihan dan kekurangan jadi membanding2kan diri kita dengan orang lain itu sebenernya tidak perlu banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setelah stres baru sadar, ya om?

      Dari pada membuang waktu membanding baik berusaha dengan santai. Hehe

      Hapus
    2. telat nyadar saya hahahaha

      skrg ngga lah, mending nyontoh dari orang2 yang sudah sukses :)

      Hapus
    3. Dan biar ketularan suksesnya :)

      Hapus
  13. Ada yg bilang ke saya, kalau masalah kesuksesan harus mencontoh keatas, tapi kita juga harus melihat kebawah agar kita sadar dan bersyukur dengan yang telah dimiliki

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali, dulu guru saya juga bilang begitu, jadi ketika kita sukses masih ingat yang dibawah. :)

      Hapus
  14. Pada prinsipnya sy percaya Mbak Lisa kalo setiap orang punya ceruk (tempatnya) di kehidupan ini karena setiap orang itu unik..., tp pada kenyataannya banyak diantaranya menjadikan orang lain role model dan mengidentifikasi dirinya.....

    Banyak memang yg begini mbak...ada yg sebenarnya gak bakat musik tp karena liat temen keren sebagai musisi...lha dia-nya ikut masuk sekolah seni...ngerasa keren bawa biola kemana2 hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, itu salah satu contoh, tapi kalau kita bisa merenungi bahwa kehidupan setiap individu itu brrbeda-beda maka kita tak akan memaksakan diri dengan apa yang bukan bakat kita, om. :)

      Hapus
  15. membandingkan diri kita sama orang lain sama saja sifat iri hati ya mbak.? Alangkah baiknya kita jadi diri sendiri., kalau kita mau membandingkan lebih baik membandingkan diri kita yang sekarang sama diri kita yang dulu.., dan yang pasti banyak perubahan sama diri kita yang sekarang. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi diri sendiri jauh lebih baik, mas, yang pastinya bisa bersyukur dengan apa yang dimikili tak menengok ke sebelah. Hehe

      Hapus
  16. Orang Jawa bilang sawang sinawang. Belum tentu orang kita lihat lebih baik dari kita merasa seperti itu. Kadang malah sebaliknya. :)

    BalasHapus
  17. kalau bisa ya jangan membanding bandingkan lah ya, Apalagi membandingkan antara si A dan Si B. ANtara aku, kamu, kau dan yang lain Namun demi kebaikan boleh juga membandingkan agar kita juga bisa kayak yang lain, Termotivasi untuk bangkit dan sukses. Ya kembali masing masing pribadi lah, Soal banding membandingkan ini. Saya sih tak pernah membandingkan diriku pada yang lain. Lebih setuju membandingkan diri kita yang dulu dan sekarang. Pokoknya jangan sampai seperti lagu (saya masih seperti yang dulu) blas ngak ada perubahan hehehhe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, ya harus berubahlah tapi kalau sedang mencintai orang harus tetap seperti dulu, nggak boleh mengikuti era yang semakin canggih lho ya? Wkwk

      Hapus
  18. kalo saya pribadi sih sebisa mungkin untuk tidak membandingkan diri saya dengan orang lain, soalnya pas saya baca artikel di atas saya takut malah nanti tertekan mbak. Padahal kan saya sukanya menekan, piye toh? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi menekan kalau saat dekat ibuke, kan, om? Kalau ia itu pasti nggak masalah. Haha

      Hapus
  19. Kalau hidup selalu membandingkan itu hanya membuat kita terjebak di dalam sangkar yang tak bertuan mba, bingung mau keluar namun tak mampu untuk terbang. he,, he, he,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ibarat burung dalam sangkar, sangkarnya bolong-bolong lagi, hihihi....

      Hapus
    2. Klau sangkarnya bolong seperti kata mang Maman, sepertinya bisa terbang, on Indra, tapi harus hati-hati.. Hehe

      Hapus
  20. Daripada membandingkan diri sendiri dengan orang lain, mending membandingkan diri sendiri dengan diri sendiri aja deh, yang lebih baik atau lebih buruk hanya kita sendiri yang tahu... Yang setuju silahkan angkat tangan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya angkat tiga tangan, mang, yang satu pinjam tangan tetangga. Haha

      Hapus
  21. Syukuri, sadari, hidupmu sempurnaa...begitu mungkin ya mbak.
    Dengan bersyukur, kebahagiaan akan datang dengan sendirinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul dengan bersyukur hidup jadi bahagia, mas. Hehe

      Hapus
  22. kalau saya membandingkan diri dengan orang lain karena terinspirasi pengen mengikuti jejaknya itu berbahaya nggak mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau itu nggak berbahaya, mas, kan itu namanya termotivasi bukan karena iri :)

      Hapus
    2. asal jangan ngikutin singa atau harimau aja mas biar ga bahaya

      Hapus
    3. Kalau ngikutnya di kebun binatang sudah jinak lho. :)

      Hapus
  23. Cukuplah menikmati segala nikmat yang sudah kita terima dari pada selalu membandingkan dengan nikmat orang lain karena garis hidup seseorang tidaklah akan sama

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju banget, jika setiap manusia punya pemikiran seperti ini pasti dunia damai. :)

      Hapus
  24. aku ya aku, kamu ya kamu!!
    dibandingkan oleh orang lain saja sakit ya tapi masih ada sedikit kepikiran untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain

    tapi kalau membandingkan dengan tujuan untuk memotivasi diri gak masalah kan ga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau tujuan untuk termotivasi itu baik, mas, jadi kita bisa berusaha. Hehe

      Hapus
  25. Jika membandingkan dalam hal positif tentu saja boleh, bahkan menjadi menjadi pilihan tersendiri dalam mengumpulkan semangat baru 😁

    Akan tetapi jika membandingkan dari sisi negatif maka sebaiknya jangan dilakukan karena akan membuat anda cenderung berpikir negatif 😪

    Dan menurut saya berpikir seimbang dan membandingkan dengan seimbang menjadi pilihan tersendiri dalam hidup !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dengan keseimbangan maka hidup tetap relex tanpa harus minum kopi, ya mas Bim? :)

      Hapus
  26. membandingkan diri dengan orang lain kadang ada baiknya juga loh mba..apalagi membandingkan dengan teman yang sudah sukses, karena biasanya akan timbul motivasi agar seperti teman yang sukses itu.
    memang kita akan merasa tertekan,,tapi tekanan karena ingin lebih baik..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas, kalau perbandingan tertuju menjadi motivasi, tapi kalau perbandingan ada rasa iri itu yang berbahaya. Hehe

      Hapus
  27. Membandingkan dengan yang jauh lebih baik... saya setuju ini. Kita memang cenderung seperti itu. Terlalu sering membandingkan diri, hanya akan meruntuhkan motivasi.. cenderung membuat pesimis..

    BalasHapus
  28. Ini kayak kata2 bahwa rumput tetangga selalu lebih hijau yo Mbak :)

    BalasHapus
  29. saya lagi mati ide nulis gimana ya biar jadi semangat dan punya ide? Biasanya mba nel lebih hebat dalam memotivasi dan memberi masukan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kehabisan ide menulis? Tenang, om, pertama ambil gelas terus taruh serbuk kopi kemudian di tuangi air panas, aduk aduk hingga rata. Setelah itu ambil hp buka blog baca ulang postingan yang terdahulu, nanti ide itu akan datang dengan sendirinya. Selamat mencoba, kalau sukses kabari ya, om. Hehe

      Hapus
  30. memang kita harus yakin dan percaya ama diri kita sendiri ya mbak

    BalasHapus
  31. pencerahan dimalam hari,
    tertekan kadang mengasikan :)
    ehh jadi diri sendiri ajah

    BalasHapus
  32. Membandingkan diri sendiri dg orang yg lebih unggul dari kita, dapat memotivasi diri kita untuk meraih sukses.
    Membandingkan dengan orang di bawah kita, dapat membuat kita selalu merasa bersyukur.
    Maka bayangkanlah diri kita dg orang lain secara positif. Agar iso urip penak lan turu yo kepenak. Haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf typo .
      Maksud saya, 'Maka bandingkanlah'.
      Efek kehabisan kopi. Wkwkwk

      Hapus
    2. Yang penting iso ngopi setiap hari. Biar nulis pun nggak ada typo. Hahaha

      Hapus
    3. Aku setuju dengan mas Ngadimin..

      Hapus
    4. Setuju ben dikasih sup butut ya :)

      Hapus
  33. Memang benar, jadi diri sendiri itu lebih baik! tapi bagi saya, justru membandingkan diri sendiri dengan orang lain terkadang perlu, karena bisa menjadi cerminan bagi diri kita sendiri, tentu saja itu dalam hal akhlaq, budi pekerti dan kebaikanya.. karena melihat orang lain terkadang jadi mengerti, oh.. ini toh kekurangan pada diri kita..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu boleh mas, asal jangan ke hal negatif saja ya. Hehe

      Hapus
  34. Kalau saya sih dari sisi positif saja, membandingkan untuk penyemangat memotivasi

    BalasHapus
  35. disadari, membandingkan diri dengan orang lain udah kebawa mindset sejak kecil. sering kan orang tua membandingkan kira dengan teman atau saudara

    BalasHapus